Thursday, September 30, 2004

Besok Dita Ultah

Tanggal 1 Oktober. Tak terasa. Anakku yang ke-3, Nindita Putri Padmana, udah 1 tahun. Missed her much. Mustinya sekarang udah lebih tegak jalannya.

Sebulanan yl. baru latihan jalan, 2-3 langkah, sambil ngomel karena masih takut.

Kerja jauh dari keluarga, sebenarnya beda dengan idealisme berkeluarga yang aku ingin miliki. Rasanya ada essence yang hilang. Kadang sedih cuma bisa denger suara mereka via telpon, mendengar update tentang mereka dari Ningsih, dan nggak bisa be there with them.

With no regret - karena setiap cross road kehidupan aku putuskan dan aku lalui dengan kesadaran penuh. Komitmen setahun kedepan sudah disepakati. Sekarang menyiapkan segala sesuatunya untuk sampai ke sana.

Hidup menawarkan pilihan. Tugas kita memilih. Dan bertanggungjawab, dan menjalani, dan menikmati, dan mensyukuri, dan belajar sepanjang jalan kehidupan itu. Pilihan hidup, biasanya bundled dengan resiko.

Kalau sudah milih, ya otomatis resiko be with us. Itu yang bahasa project managementnya harus dimitigate, diantisipasi dan diatasi. Tapi namanya resiko, ya resiko. Tetep nempel sepanjang jalan yang harus dilalui.

Mungkin dari situ keluar pepatah, "Sak begja-begjane wong kang begja, isih luwih becik wong kang eling lan waspodo."

Dulu ada acara Mimbar Kepercayaan Terhadap Tuhan YME di TVRI. Inget nggak? Salah satu kata kuncinya ya "eling" itu. Eling itu terjemahan sederhananya "ingat", tapi seperti biasa - kosa kata Bahasa Indonesia sangat terbatas untuk bisa menjelaskan makna kata bahasa asing, termasuk Bahasa Jawa.

Eling mengandung konotasi sadar; sadar kedudukan dan posisi diri dalam semesta (jadi inget Pak Damardjati Soepadjar - dosen Filsafatku). Waspodo, mengandung konotasi alert, waspada, siap sedia, antisipatif - daripada reaktif. Kombinasi kedua kata itu menggambarkan kondisi yang rendah hati, tahu diri, sekaligus antisipatif dan waspada, siap sedia dan paham akan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Nggak banyak rasanya orang yang sampai ke taraf itu.

Dari Dita besok ultah, sampai ke filsafat eling lan waspodo....:)

Inilah ngalembono.


doa buat Dita,

Tuhan, jika pagi esok menjelang
dan nyawa masih Kau anugerahkan kepada Dita
Itu berarti sudah setahun penuh
Kau berikan hidup padanya.

Untuk setiap detik yang mendewasakannya, aku bersyukur
Untuk setiap suap makanan yang menyehatkannya, aku bersyukur
Untuk setiap rasa sakit yang dia harus alami, aku bersyukur
Untuk setiap air matanya, aku bersyukur
Terlebih untuk tawa yang dia bagikan padaku.
Aku sangat bersyukur.

Tuhan, jika pagi esok menjelang
dan nyawa masih Kau anugerahkan kepadaku
Itu berarti sudah setahun penuh
Kau berikan kesempatan bagiku
untuk menjadi orang tuanya.

Untuk setiap ketidaksabaranku, aku mohon ampun
Untuk setiap ketidakdewasaanku, aku mohon ampun
Untuk setiap waktu yang tidak kulewatkan bersamanya, aku mohon ampun
Untuk ketidakpekaanku untuk tertawa bersamanya, aku mohon ampun

Tuhan, jika pagi esok menjelang
dan nyawa masih kau anugerahkan buat kami berdua
mampukan kami untuk mensyukuri
dan menikmati nyawa itu,

sebagaimana seharusnya Kau mengharapkan kami menikmatinya.

kuserahkan Dita padaMu,
kuserahkan seluruh kemanusiaanku juga padaMu.
Biar apa yang kuberikan dan yang tidak kuberikan padanya,
sama dengan apa yang ingin Kau berikan dan tidak ingin Kau berikan padanya.

AMEN
(aku percaya)






No comments: