Tuesday, October 11, 2011

Winner Change the World

This I believe: All things have to be created twice. First is in your thought. Second is in reality. First-level creation is easy, just use your brain and experience. Second-level creation is much more difficult. It requires your brain, energy, maturity, persistence, brave, and consistency.

Those who good at first level creation are loosers. They talk a lot, aloud, but they did not change the reality. They does not change the world. Those who convert their thoughts into reality are winner. They face obstacles, getting others' commitment, and make a better world.

Winner does not blame the situation, nor people, nor limitations. Winner look for narrow and difficult obstacles and name it an opportunity. They persistently put their thought into reality. They patiently understand the limitation and try to identify the work-around. They look for similarity among different perspectives and utilize it smartly.

Winner change the world. Point.

Sunday, October 09, 2011

How will you be remembered? (bye Steve...)

Pada akhirnya, mungkin itu pertanyaan akhir manusia, yang akan menentukan bagaimana dia akan membentuk hidupnya.

Semakin menua, entah kenapa, pertanyaan itu semakin sering muncul dan semakin menuntut jawaban yang jelas dan tegas: How you will be remembered?

Apapun jawabannya, akan menuntut dedikasi, persistensi, komitmen, bahkan keseluruhan hidup seseorang. Begitu jawab yang jelas dan tegas diperoleh, bisa saja seseorang jadi harus merubah keseluruhan cara pandangnya terhadap hidup, terhadap apa yang ingin dilakukannya, apa yang ingin diraihnya, apa yang akan menyita sebagian besar waktu dalam hidupnya.

Rasanya semua orang pernah memikirkan pertanyaan itu, tapi tidak banyak yang bisa menjawabnya dengan jelas dan tegas. Kalaupun dia memiliki jawaban, jawabannya tidak cukup jelas dan tegas untuk dapat mendorong keseluruhan energi dan talenta hidupnya untuk mewujudkannya.

'Harga tebus' dari jawaban yang jelas dan tegas sangat mahal. Jawaban itu akan menjadi sangat menuntut. Dia akan membangunkanmu dari tidurmu, mengetuk pikiranmu setiap saat, meminta untuk dipuaskan.

Orang yang menemukan jawaban akan menjalani hidup yang sehidup-hidupnya hidup. Live life a the fullest. Sebaliknya, orang yang tidak menemukan jawaban cenderung akan hidup di main stream kebanyakan orang. Mencoba satu demi satu jawaban yang dia peroleh dari orang lain. Dan saat orang itu mencapai sesuatu, dia tidak akan bahagia. Dan kemudian dia akan mencari jawaban lain, dari orang lain, dan seterusnya, sampai Tuhan memanggilnya kembali.

Celakanya, kita hidup dalam dunia dogma, itulah mengapa tercipta main stream. Jawaban pertanyaan itu dikelompokkan menjadi jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Jawaban yang normal, dan jawaban yang abnormal. Dogma itu terbentuk turun-temurun, dari generasi ke generasi.

Masing-masing budaya memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda dalam memahami dan mentoleransi ragam jawaban. Karenanya, bisa diamati, bahwa ada budaya yang lebih toleran terhadap keberagaman jawaban, dan ada budaya yang lebih kaku menerimanya.

Membayangkan dunia yang lebih toleran terhadap jawaban dari pertanyaan itu, adalah membayangkan dunia yang lebih 'membiarkan' perbedaan cara pandang. Dunia yang kemungkinan besar akan lebih nyaman untuk ditinggali, karena orang diijinkan untuk menjadi seperti yang dia inginkan. Manusia yang dapat menjadi seperti yang dia inginkan, akan menjadi manusia yang maksimal, sedakat mungkin kemaksimalan yang Tuhan berikan kepadanya melalui talenta, karakter, kelebihan, dan ketidaksempurnaannya.




Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma — which is living with the results of other people's thinking. Don't let the noise of others' opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.

Monday, October 03, 2011

Arya Putra Mahendra, 26 Agustus 2011

Anakku Arya,

Dalam Bahasa Sansekerta, “Arya” berarti budi pekerti yang luhur, mencintai dan menjalani perintah Tuhan, serta selalu berpihak pada kebenaran. Kami memberimu nama Arya, agar sepanjang hidupmu, engkau selalu menjaga budi pekertimu, cinta dan patuh pada Tuhan, serta berpihak pada kebenaran.

Mengucap syukurlah pada Tuhan, anakku, karena sampai hari ini, Tuhan memberikan orang tua yang mencintaimu, kakak dan adik yang merindukanmu, saudara-saudara yang memperhatikanmu, dan teman-teman yang menyenangkan hatimu.

Sepuluh tahun sudah, Tuhan menyertaimu, memberimu hidup yang memberimu begitu banyak pengalaman. Bapak dan Ibu berharap dan memohon kepada Tuhan, agar kau dapat terus diberkati Tuhan, menjadi anak yang terus tumbuh menjadi anak yang mencintai Tuhan, mencintai kehidupan, dan mencintai keluarga.

Selamat ulang tahun ke-10 anakku, kiranya berkat dan perlindungan Tuhan melingkupimu senantiasa.

Dengan cinta,
Bapak & Ibu

Nindita Putri Padmana

Nindita Putri Padmana, hari ini usiamu 8 tahun. Selamat ulang tahun ya Nak... Berkat Tuhan kiranya selalu melingkupimu, dalam masa-masa tumbuh-kembangmu. Bapak dan Ibu memanjatkan puji syukur kepada Tuhan, karena begitu besar penyertaanNya dalam hidupmu dan hidup kita sekeluarga. Bapak dan Ibu memohon kepada Tuhan, agar Dia memberikan lebih banyak kesempatan kepada kita untuk bersama-sama menjalani hidup. Bapak dan Ibu, dengan penuh kerendahan hati, meminta kepada Tuhan, agar kami diberi kesehatan, kesabaran, serta berkat untuk dapat membimbingmu sampai saatnya nanti.

Nindita, namamu kami ambil dari bahasa Sansekerta. Nindita itu berarti tak bercela, utama, mulia. Padmana, atau padma, dalam bahasa Sansekerta adalah bunga teratai. Bunga cantik yang tumbuh di air, yang karena kecantikannya banyak ditanam di taman yang indah.

Dalam namamu, terkandung harapan Bapak dan Ibu, agar kau jadi anak yang mulia dan cantik, baik dalam pikiran, tutur kata, maupun perbuatan. Dalam namamu, terkandung harapan Bapak dan Ibu agar dalam hidupmu, engkau mengutamakan kemuliaan dan mengupayakan kesempurnaan.

Dalam hidupmu, upayakanlah dengan sepenuh upayamu untuk menerapkan hal-hal baik yang terkandung dalam namamu, ya Nak... Lakukan itu sebagai ungkapan syukur pada Tuhan, yang telah menganugerahkan hidup kepadamu.

Selamat ulang Tahun Nak, Bapak dan Ibu selalu mengasihimu.

Bandung, 01 Oktober 2011