Monday, December 06, 2004

Masih Mengenai Dinda

Tadi malem tidur jam 2 pagi, jam 4:30 udah bangun, gak bisa tidur lagi...:( Dinda is all over my mind. Besok rencananya dia diperiksa darah & rontgen. Sorenya konsul ke dokter, baru dari situ ditentukan langkah selanjutnya dan diagnosisnya apa.

Kasihan - apalagi waktu kecil dia sempet kena TBC, walaupun setelah intensive treatment selama 6 bulan udah dinyatakan sembuh. Tapi, kata dokternya waktu itu, cenderung akan ada bekas kayak luka parut di paru-parunya, yang bikin dia lebih rentan penyakit dan lebih sering kena batuk.

Kerjaan juga bikin nggak bisa tidur. Masa kritis udah lewat. Bisa dibilang sukses dalam menjawab pertanyaan: gimana caranya re-entry data (manual, dari hardcopy) sebanyak 70 ribu field selama 4 hari, dan nggak bisa dikerjain siang.

Pertanyaan itu muncul Rabu sore minggu kemaren, dan harus terjawab hari itu juga, karena tanggal 8 Desember, no matter how, semua data udah in place di server. Per hari ini, tinggal 25%-an yang belum dientry. Mustinya malem ini bisa selesai, jadi masih ada buffer Selasa & Rabu malem untuk data correction, if any.

Damage cost, karena prosedur yang nggak in place. Mostly people problem - my problem....:(

I pray and hope for Dinda's health and wellness.

Saturday, December 04, 2004

Dinda Sakit

Belum pernah aku ngalamin, anak sakit pas away kayak gini. Rasanya gimanaaa gitu. Nggak enak aja rasanya. Apalagi, kata Ningsih, dokternya nanti, "Jangan2 kangen sama Bapaknya nih..."

"Cuma" batuk, tapi lama, udah 2 minggu ini... Dan sekarang tambah pake sesak napas. Kalau 2 hari lagi nggak sembuh, musti cek darah & rontgen. Poor Dinda....

Remote family relationship, berikut ubo rampe masalahnya. Proses yang harus dijalani, tapi juga harus diyakini bahwa akan ada ujung akhirnya. Karena, in my opinion, salah satu essence dari being a family is unity. Jadi sadar, ternyata aku betul2 orang Jawa, yang terkenal dengan prinsip "mangan ora mangan waton kumpul"....:-)

My prayer to Dinda, for her health & wellness.