Friday, September 24, 2004

Link and Match? (cont.)

Ada inisiatif yang bagus kayak yang dilakukan oleh JICA dan ITS. Bikin pendidikan D3 yang benar2 berorientasi pada industri. Totalnya 7 semester, 1 semester di kampus, 1 semester di perusahaan. Begitu seterusnya sampai lulus.

Effort dari PT memang jadi jauh lebih besar. Dia harus menjalin kerja sama jangka panjang dengan industri, melakukan visit dan menampung feedback dari industri, mengatur proses magang pada tiap2 periode.

Selama di BaliCamp, sempat menampung mereka selama 1 periode magang. Kontrol dari PT cukup intens, mereka punya mekanisme dan komitmen untuk minta feedback, menjembatani masalah yang terjadi antara anak2 dengan industri, melakukan company visit secara periodik, dan memastikan bahwa feedback dari industri ditindaklanjuti sekembalinya mahasiswa dari industri.

Bisa dipastikan, selulusnya mereka, set of skillnya bisa cukup match dengan kebutuhan industri, dan industri jadi lebih mudah menyerap mereka.

Di Solo juga ada ATMI, polanya mirip2, mengadopsi kurikulum mechanical engineering Swiss yang terkenal itu. Sekali nglulusin, cuma 20-an orang, diperebutkan oleh kalangan industri manufaktur, sampai2 ada kuota dari ATMI, dan ada evaluasi mengenai performance, career yang akan mempengaruhi kuota perusahaan di waktu yad. Hebat kan?

Pengangguran usia produktif katanya sekitar 40 juta sekarang (CMIIW). Adakah benang merah yang bisa ditarik antara link and match dengan kenyataan itu? Atau , cuma karena kurangnya kesempatan kerja?

Kok belum dapet telp. dari SBY ya?

1 comment:

Cristian Hossu said...

Duh..jadi gak enak...Pak SBY udah nelpon saya. Maap pak adi, ini masih mikir-mikir, kalo gak saya ambil, saya kasih referensi pak adi deh..kekekekekek...:D