Wednesday, September 22, 2004

Strategi Marketing Agama

AA Gym is on SCTV last night.

He's one of my favourite speaker. I'm a Christian, but think that he's more universalist rather than trapped into shallow religion-based concept.

Dia bicara soal karakter pemimpin, pentingnya set the example dan pentingnya pendidikan. Mungkin menanggapi pemilu putaran 2 yang baru aja selesai. Some of his speech, somehow, kayak penjabaran dan penguatan dari apa yang aku tulis di blog ini kemarin.

Semoga dia bisa tetap universalist, tidak terjebak ke aliran politik manapun, dan tidak menelan ludah sendiri.

I wonder, ada nggak sih speaker Kristen yang sehebat dia? Mungkin ada, tapi tidak bisa mengakses masyarakat seperti dia (karena isu mayoritas/minoritas?). Atau nggak ada. Yang ada di TV, lebih sering cenderung sangat segmented. Jangankan universalist, diterima oleh semua aliran di Kristen aja nggak.

Aku tahu ada pendeta yang secara prinsip cukup universalist: Pak Ayub Yahya (GKI Kayu Putih). Tapi untuk bisa muncul ke permukaan seperti AA Gym, perlu marketing juga...:) Ini yang mungkin nggak ada.

Menarik juga untuk mengamati bagaimana akhir2 ini, kaum muslim mulai memanfaatkan lagu, memberi nilai tambah kepada lagu, dan mendalami seni suara untuk meningkatkan penerimaan jemaatnya terhadap lagu. Dulu, yang namanya lagu2 muslim itu cuma qasidah, bimbo, dan beberapa yang lain. Itupun sangat 'islam' kedengarannya.

Sekarang lain. Banyak a cappella yang bagus dari kalangan muslim. Banyak lagu baru yang nadanya lebih universalist, tidak terjebak ke (lagi2) irama padang pasir macam qasidah.

Yang lain lagi: cara berdoa. Dulu, yang aku lihat di TV, cara berdoa muslim gitu2 aja. Ada imam/pembaca doa, doa dibacakan dalam bahasa arab, terus diterjemahkan ke bahasa indonesia. Tidak ada upaya memberikan sentuhan emosional.

Sekarang beda. Cara muslim berdoa lebih rileks, lebih emosional, lebih bebas. Mirip dengan cara berdoa orang kristen. Bahasa yang dipakai juga lebih grounded, disuarakan dengan intonasi emosional yang menggugah naik turunnya emosi, dan bisa membuat orang yang mendengarnya menangis.

Menarik kan? Masing2 mengambil nilai lebih dari yang lain, dan coba menerapkannya di lingkungan masing2.

Di Kristen... apa ya? Ada juga sih, meski kecil yang impactnya belum terlalu luas: kayak ajakan untuk doa pagi, jam 5 di gereja, setiap hari misalnya. Ini mengadopsi kedisiplinan muslim dalam hal sholat - I guess.

Selebihnya, yang lebih banyak aku amati, justru muslim yang banyak belajar akhir2 ini, dan mengambil cara yang baik, dari kristen, untuk diterapkan di lingkungannya.

No comments: