Friday, October 08, 2004

Sense of Music

Tadi malem ngajarin Pak Slamet main keyboard. It's Technics, KN 6200. Lumayan featurenya. Suaranya juga lumayan natural. Technics menang tipis deh kalo masalah suara dibanding YAMAHA.

Setelah ngajarin basic feature kayak gimana nyalain, gimana milih2 sound & rythm, gimana fungsi syncro start, intro, ending, fill in, variation, basic single finger chord (C, F, G) kita kebingungan milih lagu apa yang simpel untuk belajar.

Tadinya kepikir Ibu Kita Kartini....:D Tapi Pak Slametnya nggak sreg. Akhirnya.... aku mainkan lagu campursari yang lagi ngetop: Cucak Rowo-nya Didi Kempot (bener nggak sih?). Langsung cocok.

Aku bikinin notasi & chordnya. Ada rythm yang pas banget untuk lagu itu di KN 6200: Chantik nama rythmnya - bentuk akulturasi dan sensitivitas Technics terhadap beat2 lokal.

There he goes..... pertama dia lancarin melodinya. Lumayan punya sense of music gua rasa. Nggak lama udah agak lancar. Tambah rythm sekarang... belum pake chord. Beat diturunin dulu, biar nggak kedodoran. Setelah lancar, single fingered chord mulai main. C, G, F aja dulu, simpel. Biar gampang: C = jempol, G = jenthik, F = telunjuk.

Udah lumayan lancar. Kadang masih kejar2an sama beat, normal buat orang baru. Habis itu, Ibu Kita Kartini aku tulis juga notasi & chordnya. Pergerakan melodinya lebih lebar dikit daripada Cucak Rowo, jadi bisa nglatih fingering melodi.

Nggak kerasa udah jam 1 malem. Capek, istirahat.

Sense of music.....

Dulu, jaman masih SD, memainkan alat musik adalah menghapal nada dan chord. Jadi inget pas ujian Kesenian di SD, pake recorder nyanyi lagu Kemuning. Sibuk mengingat2 nada apa selanjutnya, instead of memahami keseluruhan lagu dan memainkan bagian demi bagian dalam aliran tema lagu.

Jaman SMP, feeling udah mulai terasah. Dapat hadiah pelajar teladan, terus beli gitar. Harganya 25 ribu, udah plus buku lagu2 yang tipis2 itu. Ada chord gitarnya juga.

Otodidak, beberapa bulan. Explorasi makin dalem sampai memahami logika perbedaan chord di masing2 nada dasar. Bukan ngapalin, tapi paham logika dan perbedaan suaranya. Jadi kalo harus beda nada dasar antara pas latihan sama pentas, no problem, tinggal mindah mindset. Nggak ada matinya jadinya. Penyanyinya mau kemana aja bisa ngikutin. Paling impactnya ke fingering di melodinya.

Amazing, kalo membayangkan bagaimana kita dianugerahi talent untuk itu. Sampai sekarang juga masih nggak bisa menjelaskan, bagaimana proses di otak yang mengatur sense of music. Sense of sound harmony, sense of music flow. Gimana penjelasannya bisa mengantisipasi melodi dan chord berdasarkan pemahaman terhadap pattern lagu, even lagu baru yang belum pernah denger. Bagaimana nada 1 (do), itu bisa 'disikapi' dengan chord C, C7, CM7, F, Fm, Dm7, Gsus tergantung dari alur melodinya.

Ada jawaban teknisnya: semua chord itu mengandung nada do. Tapi nggak terus berarti semua chord itu bakal laras waktu diapply. Feeling dan flavour kita yang main pada akhirnya. Sense of harmony, dan flavouring kita terhadap lagu yang kemudian membuat satu lagu bisa dimainkan dengan banyak interpretasi.

So di hari Jumat yang berbahagia ini, hari dimana nanti malem aku bakal balik ke Bali, I thanks Lord - atas sense of music, yang 'rasanya' ada dalam diriku. Moga2 bisa kumanfaatkan untuk membantu orang lain, menajamkan sense of harmony in every aspect of life.




1 comment:

Anonymous said...

jujur, you are amazing!
:)