Monday, January 03, 2005

Kesempatan untuk Hidup

Selamat Tahun Baru 2005!

Terlepas atau terikat dari bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh, Sumut, Srilangka, Thailand, India, dan kawasan Asia Selatan lainnya.

Tetap patut bersyukur akan 1 (lagi) tarikan nafas yang telah Dia berikan, sehingga bisa melewati tahun 2004 dengan selamat, dan diberi kesempatan untuk memasuki tahun 2005.

Kesempatan untuk hidup. Konotasi dari kata "kesempatan" dalam kalimat di depan itu adalah: peluang yang diberikan oleh pihak lain, yang pemanfaatannya terserah kepada kita, namun pemberiannya 100% tergantung pada pihak lain yang memberi itu tadi. Sesuatu yang sifatnya bebas terbatas.

Membayangkan apa yang terjadi pada korban gempa bumi & tsunami, mungkin jadi lebih mudah untuk membayangkan bagaimana kesempatan untuk hidup itu murni tergantung pada Sang Pemberi. Satu tarikan nafas sebelumnya masih segar bugar, tentram dan damai. Tarikan nafas berikutnya sudah tergulung ombak maha dahsyat yang sama sekali diluar kemampuan kita untuk bisa mencegahnya. Dan kemudian ditariklah kesempatan untuk hidup itu dari kita.....

Andai boleh dan bisa memilih, maunya gimana? Tetap hidup, atau.... mati?

Rasanya lebih banyak yang ingin tetap hidup. Padahal hidup dan mati bukan sesuatu yang bisa dipilih. Hidup dan mati adalah dikotomi yang lebih bisa diterima daripada dipilih.

Pertanyaan yang sebenarnya lebih relevan, lebih pantas, dan memang bisa dijawab oleh manusia adalah: bagaimana akan menyikapi hidup?

Bagusnya, hidup menawarkan kebebasan. Kebebasan untuk memaknai. Mau dimaknai sebagai sesuatu yang berat, meresahkan, mengkhawatirkan, mencurigakan, mengerikan, menakutkan, penuh dengan tragedi..... silahkan. Mau dimaknai sebagai sesuatu yang indah, cerah, penuh romantisme, ceria, nyaman..... silahkan. Disini konotasi "bebas" dalam kata "bebas terbatas" itu terjelaskan.

Ingin sekali bisa bilang dan mengimani, bahwa cara memaknai hidup, tidak terkait secara langsung dengan kekayaan, kesuksesan, keberpunyaan, yang berhasil diraih. Sementara "diraih"-pun rasanya terlalu sombong. Seolah2 semuanya itu ada karena keberadaan dan usaha kita semata.

Ingin sekali bisa bilang dan mengimani hal itu.

Selamat Tahun Baru 2005!


No comments: